Monday, April 10, 2006

Jember Bermimpi Menjadi Rio De Jeneiro

Udara dingin sontak menyeruak masuk, ketika Nadia membuka daun pintu rumahnya di Jl. Fatahillah Jember, Minggu (07/08) pagi. Beberapa pemuda bertelanjang dada dan bercelana pendek yang duduk di sofa lusuh dalam ruang tamu mendekapkan keduatangannya di depan dada sambil menggigil kedinginan.

Begitu juga beberapa gadis usia belasan tahun yang tampak berantakan karena riasan yang belum selesai. "Eh wartawannya, silahkan masuk, sorry berantakan kami harus mempersiapkan diri untuk acara nanti siang," kata gadis berusia 25 tahun itu.

Nadia adalah salah satu tukang rias yang juga leader group Spanyol yang akan berpastisipasi dalam Jember Fashion Carnaval (JFC) ke-4 yang digelar di Jember, Minggu (07/08) ini. Sejak dinyatakan lolos seleksi sebagai peserta JFC-4, dia bersama puluhan temannya serius mempersiapkan diri untuk berdandan khas Negara Spanyol.

Mulai belanja bahan pakaian plus peralatan tambahan seperti tongkat, tali warna-warni hingga rumbai-rumbai yang dibuat dari tali rafia. Kesibukan semakin padat menjelang hari H. "Dari Sabtu malam saya belum tidur untuk mempersiapkan ini," katanya pada The Jakarta Post sambil terus mengoleskan cat di tubuh (body painting) salah satu peserta.

JFC adalah sebuah event pagelaran busana yang diikuti sekitar 450 peserta. Selain jumlah peserta yang jauh lebih banyak dari pagelaran busana pada umumnya, catwalk-nya pun berupa jalan protokol yang ada di pusat kota Jember sepanjang 3,6 KM. Tak heran bila jumlah penonton pun diperkirakan hingga 100 ribu orang yang berdiri di sepanjang jalan protokol itu.

Vice President JFC Dynand Fariz menjelaskan, JFC berawal dari keinginan untuk menjadikan Jember sebagai Kota Wisata Mode Pertama di Indonesia. "Seperti Rio De Jeneiro yang juga ada festival busana, di Indonesia ada Jember Fashion Carnaval," ungkap Fariz.

Kekhasan acara yang sudah empat kali digelar di Kota Tembakau ini adalah tema busana yang ditampilkan yang berorientasi pada trend fashion dunia. Tahun ini, JFC mengusung tema Anachronic, Energetic, Cic Tonic, Mime Tic dan Striptic. "Busana dibagi menjadi kelompok Archipelago, Tsumani, Discontruction, Grand Prix, Egypth, Spain, England dan Caribbean," kata Fariz.

Pejabat Bupati Jember Sjahrazad Masdar mengatakan, cita-cita besar Kabupaten Jember itu jelas tidak akan mudah bisa terlaksana. Karena tantangan yang dihadapi begitu banyak. "Salah satunya, image Pulau Bali yang masih nomor satu, Jember harus bisa mengalahkan Pulau Bali," katanya pada The Post.

Data Dinas Pariwisata Kabupaten Jember mencapat, setiap tahunnya daerah yang memiliki lima pantai wisata, tiga air terjun dan wisata perkebunan yang luas ini dikunjungi oleh 1400 turis mancanegara dan 332 ribu turis domestik. "Saya perkirakan, pada massa mendatang, akan semakin banyak turis asing yang awalnya akan ke Bali akhirnya berbelok ke Jember," katanya.

Dengan adanya JFC, Masdar memperkirakan Jember akan semakin dikenal di manca negara. Dalam pengamatan The Jakarta Post, harapan itu bukan harapan semu. Dalam JFC yang berlangsung Minggu ini, tampak warga negara asing yang hadir di tengah-tengah penonton untuk menikmati rangkaian acara JFC.

Lou Leunissen adalah salah satunya. Wisatawan asal Netherlands yang juga fotografer freelance ini mengatakan kedatangannya kali ini khusus untuk menyaksikan JFC. "Saya sudah pernah bertemu dengan beberapa peragabusana di Bali, dan kini saya datang ke Jember untuk melihat mereka lagi," katanya pada The Jakarta Post.

Lou tampak terkesima dengan lagelaran busana yang penuh dengan beragam nuansa ini. Ia bahkan memenuhi memory card dua kamera digital yang dibawanya. "Saya sudah memotret banyak sekali, sampai tidak terasa saya kehabisan bateray digital camera saya, sayang sekali," keluhnya sambil menyaksikan pagelaran dari trotoar jalan.

Tidak hanya Lou, wisatawan domestik yang datang ke JFC juga hanyut dalam irama pegelaran busana unik ini. Terutama ketika pagelaran busana masuk pada tema Tsunami yang bercerita tentang kengerian peristiwa yang terjadi di Nanggroe Aceh Darussalam (NAD) itu. Beberapa penonton bahkan wartawan sampai menitikkan air mata ketika puluhan peragabusana beraksi. JFC memang luar biasa.***

No comments: